Produsen mobil asal Jerman, Volkswagen atau VW, akan mempercepat rencana untuk memproduksi kendaraan listrik. Ini dilakukan karena adanya persaingan dari Tesla, pendatang baru di pasar mobil Negeri Panzer.
“Tidak diragukan lagi bahwa kami harus mengatasi daya saing pabrik kami di Wolfsburg, mengingat pendatang pasar baru,” kata juru bicara Volkswagen, Michael Manske, dikutip dari Reuters, Rabu (13/10/2021).
“Tesla menetapkan standar baru untuk produktivitas dan skala di Grunheide,” katanya, mengacu pada pabrik Tesla yang sedang dibangun di dekat Berlin yang akan menghasilkan 5.000 hingga 10.000 mobil per minggu. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat dari keseluruhan produksi kendaraan listrik (EV) di Jerman tahun 2020.
Di sisi lain, Manske membantah laporan yang diterbitkan di surat kabar Jerman Handelsblatt, Rabu, mengenai CEO Volkswagen Herbert Diess yang mengatakan transisi ke EV dapat memangkas hingga 30.000 pekerjaan di perusahaan pada pertemuan dewan pengawas September kemarin.
“Perdebatan sekarang sedang berlangsung dan sudah ada banyak ide bagus. Tidak ada skenario konkret,” kata Manske tentang laporan itu.
Sementara juru bicara dewan pekerja Volkswagen mengatakan, “pengurangan 30.000 pekerjaan tidak masuk akal dan tidak berdasar”.
Mobil listrik memiliki spare parts yang jauh lebih sedikit daripada mobil dengan mesin pembakaran internal alias Bahan Bakar Minyak (BBM), sehingga membutuhkan lebih sedikit pekerja untuk diproduksi.
Menurut satu perkiraan, 100.000 pekerjaan di industri otomotif bisa hilang pada tahun 2025 sebagai akibat dari elektrifikasi.
Produsen mobil Jerman kini tengah mengejar platform produksi pembuat EV murni yang lebih efisien. Volkswagen saat ini membutuhkan sekitar 30 jam untuk memproduksi mobil satu tipe ID.3 listriknya, sementara Tesla hanya membutuhkan 10 jam untuk membuat satu Model 3.
Pabrik Wolfsburg Volkswagen, yang terbesar di dunia dengan lebih dari 50.000 karyawan, saat ini tidak membuat mobil listrik. Namun, perusahaan berencana untuk memproduksi sedan listrik di sana mulai tahun 2026 di bawah rencana berjudul “Project Trinity”.
Raksasa otomotif Jerman itu juga mempertimbangkan untuk mendaftarkan bisnis pengisian daya dan energi mobilnya di bursa saham, di samping rencana IPO yang ada untuk divisi baterainya. Hal ini disampaikan Chief Technology Officer Thomas Schmall kepada Manajer Magazin dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Rabu.
Schmall mengatakan, belum ada yang diputuskan dan mungkin akan memakan waktu hingga dua tahun sebelum perusahaan baru didirikan dan siap untuk pasar saham.
source: cnbcindonesia